Sebuah cerita
pendek yang masi berujung gak jelas.
Anggap saja kamu
yang ada didalam crita ini.
Ketika seseorang
bertanya kepadamu, siapa sahabat mu ?
Aku
pun menjawab “ Mama dan Papa” . Iya mama dan papa. Mama dan papa adalah sahabat
terbaik dunia akhiratku. Apa alasanmu menjawab mereka adalah sahabat terbaikmu?
Dan aku pun menjawab, “ Mama dan papa adalah sosok terhebat yang aku miliki didunia
ini”. Aku mengaguminya. Aku ingin menjadi pengikut setianya. Menjadi keturunan
yang tak jauh beda dengannya. Kuat menghadapi masalah yang datang, tegar dan
tetap semangat menjalani kehidupan yang kejam ini. Hanya saja aku kurang
memahami danmenerapkannya. Terlalu banyak mengecewakan. Mengecewakan akan
semangat hidup nya. Sungguh merugi bukan ? Iya itulah aku dengan segala
kerugian kerugian yang akan menenggelamkanku sendiri.
Selama aku hidup hampir 20 tahun belum
pernah rasanya membahagiakan sahabatku. Mungkin dulu semasa aku SD dan SMP aku
selalu jadi anak kebanggan mereka, iya mereka sahabatku. Prestasi demi prestasi
aku dapat kan yang membuat sahabatku jadi dikenal banyak orang (hanya
dikalangan sekolahku saja) . Bahagia bukan? Sempurna. Itulah jawaban yang
sangat pas aku lontar kan. Aku merasa beruntung bisa lahir ke dunia dan
memiliki kedua orang tua sekaligus sahabat yang sangat menyayangi ku,mengerti
akan mau ku. Semua kebutuhan ku selalu dipenuhi, tanpa terkecuali.
Ya allah, this is true life ! I’m
happy , i’m a lucker.
Ini
adalah ungkapan kebahagianku saat itu. Ya, dengan harapan kebahagian itu akan kekal.
Tentunya bukan hanya harapan ku saja tapi ke 2 adik lelaki ku pun begitu. Saat itu aku punya 2 adik laki – laki.
Tak
lama kemudian, Allah menurunkan kebahagian buat keluarga ku, mama ku hamil
lagi. Betapa bahagianya kami. Kami berharap anak yang dikandungan mama berjenis
kelamin cewek. Kenapa harus berharap seperti itu? Iya,karna anak mama papa
cewek aku hanya sendiri, dan ke 2 adik ku laki laki. Ya allah, allah menurunkan
rahmat buat mama dan papa ku. Aku seneng banget bisa punya adik cewek, karna
jujur aku suka kesepian kalau pulang sekolah, mama papa kerja, dirumah Cuma ada
aku, pembantu rumah tangga dan ke 2 adik lelaki ku. Itu pun adik ku nomer 3
tiap pulang sekolah mainnya dirumah ibu dan ayah ( panggilan untuk kakak mama
ku ). Kan rumah sepi. Sibuk main sendiri – sendiri aja.
Dan
sampai pada saat yang ditunggu mama ku melahirkan, dan alhamdulillah adik aku
perempuan. Namun allah berkata lain, allah mengabaikan harapan ku yang ingin
bahagia selamanya. Adik perempuan ku lahir dalam keadaan yang tak memungkinkan
untuk dia bisa bertahan lama hidup didunia. Ya allah bukan hanya aku, tapi papa
dan ke 2 adik lelaki ku yang sangat sangat terpukul mendengar semua itu. Ya
allah ini kah cobaan? Apa engkau ingin memberi ujian buat keluarga ku? Apa
salah keluarga ku? Saat itu aku masi polos banget ya, ngomongnya suka sok
puitis dan dewasa, padahal masi anak – anak banget (Masi SMP kelas 2 ). Tapi
disinilah mimpi dan harapan ku mulai buyar. Ini adalah awal dari segalanya.
Jawaban atas mimpi yang ingin hidup bahagia selamanya. Saatnya beralih dan
bangkit dari masa kanak – kanak ku.
Tanpa
pikir panjang papaku berusaha yakinin dokter kalo adik perempuan ku bakalan
bertahan hidup, ya walaupun dokter tak begitu banyak memberi tanggapan namun
dokter mencoba cara lain yaitu dengan memberi perawatan intensif buat adik ku.
Ia dirawat dan dipanas kan dalam ruang inkubator . Itu sangatlah membutuhkan
uang yang tidak sedikit bukan? Demi anak uang tak dipermasalahkan lagi. 1 bulan
lebih adik perempuan ku dirawat dan bener2 membuat keuangan mama papa semakin
menipis. Alhamdulillah, allah memberi kebahagian kembali, adik ku selamat dan
prediksi dokter akan umurnya yang tak bisa bertahan lama pun pupus sudah,
dengan aliran selang makanan yang dimasukan melalui hidung adikku mama tetap setia
merawat adik ku, begitu juga papa aku dan ke 2 adik lelaki ku. Lama sudah di
rawat, akhirnya adik ku sudah bisa dibawa pulang . Alhamdulillah betapa
senangnya hati ini ya allah. Aku hanya merasakan sedikit goncangan masalah,
tapi hanya sebentar. Sedikit menyombonglah, nama nya juga bocah labil ya -_-
Akan tetapi setelah kepulangan adik
ku, ternyata disitulah awal mula aku dituntut untuk dewasa, dan mengubur dalam
– dalam mimpi hidup bahagia selamanya. Mama memutuskan untuk tidak bekerja dan
fokus mengurus adik ku. Dimana letak awal mula aku dituntun bersikap dewasa? Awalnya
setelah mama memutuskan tidak bekerja lagi tuntutan itu belum terlihat , tetapi
mama sangat menikmati ngurus anak dan tidak mungkin mama masi pakai pembantu rumah
tangga lagi, dan memberentikan kak yanti ( nama pembantu ku ) mama fokus
menjadi seorang ibu rumah tangga disitulah awalnya. Mandiri !
Lama
kelamaan memang susah ya, tapi sudah mulai terbiasa sampai pada suatu ketika
terjadi pertengkaran. Biasa bumbu – bumbu pahit kehidupan rumah tangga.
Ya allah apa yang terjadi? Ternyata keuangan keluarga ku semakin menipis
karna kebutuhan adik perempuan ku sangatlah banyak dan membutuhkan biaya yang
tidak sedikit, sementara yang mencari uang hanya papa seorang. Pengeluaran
sangatlah banyak, belum lagi aku dan adik ku sekolah di swasta dengan uang spp
yang tak murah. Ya allah . Aku sempat nangis saat itu. Apa aku terlalu banyak
berharap? Apa aku hanya diizinkan untuk
bermimpi? Konyol memang. Tapi itu lah yang terjadi. Perubahan pun terjadi pada
sosok ku yang tadinya aku periang, bawel, gak bisa diam sejak kejadian malam
itu aku jadi sering diam dan murung. Aku rindu suasana malam malam yang telah
berlalu. Ya allah ini seperti mimpi buruk.
Lama kelamaan mama papa pun baikan
lagi, aku seneng si, tapi ya tak seharmonis dulu. Dulu papa selalu ingat dan
ngasi kue ulang tahun tiap aku ulang tahun, tapi sekarang? Papa seperti tak
mengingat hari2 spesial aku dan adik2 ku. Ya allah, kenapa papa jadi berubah
gini.
Waktu itu tepat
ulang tahun ku yang ke 16 tahun, papa pulang kerja dengan tangan hampa dan tak
membawa apa2, aku nangis dan marah marah sama mama, “ buat apa mama masak ini itu
toh papa gak ada bawa kue, aku benci papa , papa jahat” itu yang aku lontar kan
pada mamaku. Mama ku hanya diam dan memelukku, “ Papa sama mama udah gak bisa
kayak dulu lagi lak” Suatu saat ola bakalan ngerti. Ya allah, apa maksud mama
ngomong gitu ke aku. Aku pun memeluk erat mama dan saat itu kedekatan aku sama
mama lebih dekat lagi.
Hari demi hari bulan dan berganti
tahun papa mama ku sering cek cok. Aku mulai mengerti. Banyak hal yang mama
ceritakan tentang papa. Papa bener bener berubah, aku dan adik adik ku tak
pernah mendapatkan perhatian dari papa. Papa ku sibuk dengan urusan nya. Pulang
kerja mandi, makan dan istirahat sekejap lalu pergi. Saat itulah aku melihat
ketangguhan dan ketegaran mama. Cobaan demi cobaan yang dialami mama. Mama yang
tak biasa meminta dan terpaksa harus meminta lantaran sudah tidak bekerja. Ya
allah, I’m broken home L . Kasian
mama ya allah, ia harus menahan rindu akan keromantisan bersama papa tapi mau
gimana lagi? Keegoisan papa, keras kepalanya papa. Entahla.
Sejak aku menjadi
seorang anak broken home, sejak saat itu semua prestasi ku merosot jauh berbeda
dengan adik ku yang melambung naik dengan segudang prestasi. “Aku mau cepat
kerja dan bahagian mama” ujar adik lelakiku. Apa yang terjadi dengan ku? Aku
iri liat teman teman ku yang keluarga mereka harmonis. Ya allah aku tak
sanggup. Sampai pada akhirnya aku masuk kuliah dan mulai buka lembaran baru
dengan menatap positif arti hidup ini, namunaku gagal dalam seleksi undangan
kuliah dan aku mencoba dan mencoba lagi dan tetap gagal. Saat itu aku pasrah,
dan merasa anak yang paling bodoh di dunia. Kenapa aku begitu keras kepala
untuk kuliah di jurusan Teknik, padahal mama menginginkan ku kuliah dibidang
kesehatan. Pada akhirnya aku pasrah dan rela dikuliahkan dimana saja, sampai
saatnya aku menjadi mahasiswa seni rupa.
Hari hari yang kulalui diawal
perkuliahan dipenuhi dengan tangisan air mata rindu buat mama. Hampir tiap
malam aku telfonan sma mama dan menangis minta pulang. Yah kurus dan kurus,
sakit dan dirawat. Itulah hari hari yang aku lalui. Sampai saat ini pun aku
masi sering menangis dalam doa dan selalu berharap kedua orang tua ku bisa bersatu
kembali seperti dulu lagi. Aku rindu keharmonisan dulu. Aku sudah mulai
terbiasa dengan kehidupan yang sederhana ini. Aku tak butuh materi tapi yang
aku butuhkan hanyalah kehangatan keluarga ku dulu. Aku lelah harus bermuka dua
didepan teman teman kampus ku . Tertawa bahagia, namun hati ku sepi. Merindukan
hal yang tlah lama hilang. Sekarang aku memang sudah mengerti hanya saja aku
belaga polos didepan kedua orang tua ku berharap akan ada celah untuk
kebahagiaan yang sederhana itu. Jika memang ini yang terbaik dan jika ini
memang takdir mu izin kan aku bahagia kan orang yang menyayangi ku ya allah.
Lindungi aku saat jauh dari kedua orang tua ku, ya walaupun papa ku tak
seperhatian dulu, setidaknya aku masi punya mama yang selalu menjadi teman
terbaik ku. Yang tiap saat memberi ku semangat, menghiburku, dan berusaha
mengembalikan sifat lama ku dengan segudang kemampuan yang terpendam akibat
masalah kedua orang tua ku. Trimakasi mama :’) Teman terbaik yang selalu
mengerti ku. Yang selalu mendoakan ku menjadi anak yang baik, sukses dan bisa
bahagia dan hidup dengan orang yang tepat, dan tak gagal seperti mama.
Pelajaran hidup
yang sangat banyak aku petik dari kisah kedua orang tua ku. Dari kehidupan yang
serba ada, keharmonisan sampai hidup sederhana tanpa keharmonisan telah aku
rasakan. Harapan kecil pada keajaiban kecil semoga aku dan ketiga adik ku tak
seperti kisah kedua orang tua ku. Trimakasi ya allah, dengan cobaan seberat ini
aku dapat memitik hikmah dari semua kisah kelam ini, aku lebih mengerti akan
berartinya seorang mama dan lebih mendekatkan ku pada mu. Bersyukur dan tetap
jalani apa ada nya. Aku yakin suatu saat kelak aku akan merasakan kebahagian
itu lagi. Entah kapan, tak mengenal waktu, allah telah menjanjikan itu semua.
Thanks god J