KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin,
banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala
puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Manusia dan Kebudayaan”
Dalam
penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya yang telah
memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Padang,4 Maret 2014
Nola Nofrialiska Arnas
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
BAB II Pembahasan
A. Hakekat
manusia dan kemanusiaan
Defenisi
manusia
Hakekat manusia
B. Hakikat
budaya dan kebudayaan
Pengertian
kebudayaan
Unsur
– unsur kebudayaan
Wujud
kebudayaan
Orientasi
nilai budaya
Perubahan
kebudayaan
Penyebab terjadinya gerak / perubahan kebudayaan
Penyebab terjadinya gerak / perubahan kebudayaan
C.
Manusia dan kebudayaan
Manusia
sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan
Pengaruh
budaya terhadap lingkungan
Proses dan
perkembangan kebudayaan
D. Problematika
kebudayaan bagi kehidupan manusia
BAB III Penutup
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam kesehariannya tidak
akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna
kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu
kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan
kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak
berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan
menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak
kebudayaan.
Hubungan yang erat antara manusia
(terutama masyarakat) dan kebudayaan telah lebih jauh diungkapkan oleh Melville
J. Herkovits dan bronislaw Malinowski, yang mengemukakan bahwa cultural
determinism berarti segala sesuatu yang terdapat didalam masyarakat ditentukan
adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. (Soemardjan, Selo:
1964: 115). Kemudian Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang
superorganic. Karena kebudayaan berturun temurun dari generasi ke generasi
tetap hidup. Walaupun manusia yang menjadi anggota masyarakat sudah berganti
karena kelahiran dan kematian.
Lebih jauh dapat dilihat dari
definisi yang dikemukakan oleh E. B. Tylor (1871) dalam bukunya Primitive
Culture: kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau
dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari
segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku normative. Oleh karena
itu, manusia yang mempelajari kebudayaan dari masyarakat, bisa membangun
kebudayaan (konstruktif) dan bisa juga merusaknya (destruktif).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakekat manusia dan kemanusiaan
Definisi
Manusia :
1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.
2. Manusia adalah kemauan bebas.
3. Manusia adalah makhluk yg sadar.Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa.
4. Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya secara keseluruhan dari alam.
6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia.
7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai.Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul.
8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami.
1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.
2. Manusia adalah kemauan bebas.
3. Manusia adalah makhluk yg sadar.Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa.
4. Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya secara keseluruhan dari alam.
6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia.
7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai.Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul.
8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami.
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
B.
Hakikat budaya dan kebudayaan
Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa manusia sebagai makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Karena manusia diciptakan untuk menjadi khalifah, sebagaimana dijelaskan pada surat Al-Baqarah: 30
Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa manusia sebagai makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Karena manusia diciptakan untuk menjadi khalifah, sebagaimana dijelaskan pada surat Al-Baqarah: 30
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kekhalifahannya disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki. Masalah moral adalah yang terpenting, karena sebagaimana Syauqi Bey katakan:
إنّما الأمم الأخلاق مابقيت فإنهمو ذهبت أخلاقهم ذهبوا
Artinya: “Kekalnya suatu bangsa ialah selama akhlaknya kekal, jika akhlaknya sudah lenyap, musnah pulalah bangsa itu”..
Akhlak dalam syair di atas menjadi penyebab punahnya suatu bangsa, dikarenakan jika akhlak suatu bangsa sudah terabaikan, maka peradaban dan budaya bangsa tersebut akan hancur dengan sendirinya. Oleh karena itu untuk menjadi manusia yang berbudaya, harus memiliki ilmu pengetahuan, tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai budaya) sebagai suatu kesinambungan yang saling bersinergi.
Pengertian kebudayaan
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Kebudayaan mencakup aturan yang didalamnya terdapat kewajiban, kebudayaan pasti dibutuhkan oleh manusia serta diwujudkan dalam tingkah laku.
Unsur-unsur Kebudayaan
1. Sistem Religi (Sistem Kepercayaan)
2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
3. Sistem Pengetahuan
4. Sistem mata Pencaharian Hidup dan Sistem-sistem ekonomi
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
6. Bahasa
7. Kesenian
Membedakan kebudayaan dalam bentuk dua bentuk
wujud :
- Menurut J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya tiga ‘gejala kebudayaan’ : yaitu : (1) ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan ini diperjelas oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud kebudayaan :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia
- Menurut J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya tiga ‘gejala kebudayaan’ : yaitu : (1) ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan ini diperjelas oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud kebudayaan :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia
Wujud Kebudayaan
Tiga wujud kebudayaan menurut dimensi wujudnya :
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hiidup.
2. Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi, dan sering disebut sistem sosial.
3. Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya.kebudayaan dalam bentuk fisik yang kongkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada benda yang bergerak.
Orientasi Nilai Budaya
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya.kebudayaan dalam bentuk fisik yang kongkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada benda yang bergerak.
Orientasi Nilai Budaya
Menggunakan 5 masalah pokok kehidupan manusia dalam sisitem nilai budaya :
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia yaitu :
1. Hakekat Hidup Manusia (MH)
2. Hakekat Karya Manusia (MK)
3. Hakekat Waktu Manusia (WM)
4. Hakekat Alam manusia (MA)
5. Hakekat Hubungan Manusia (MN)
Perubahan Kebudayaan
Faktor – faktor yang mempengaruhi diterima atau
tidaknya suatu unsur kebudayaan baru :
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru, misal sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikkan kegunaanya oleh warga masyarakat yang bersangkutan
Penyebab terjadinya gerak/ perubahan kebudayaan
• Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
• Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih cepat.
Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi. Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam.
Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan perdagangan, pemerintahan dan sebagainya.Pada saat itulah unsure-unsur masing-masing kebudayaan saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut.
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru, misal sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikkan kegunaanya oleh warga masyarakat yang bersangkutan
Penyebab terjadinya gerak/ perubahan kebudayaan
• Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
• Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih cepat.
Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi. Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam.
Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan perdagangan, pemerintahan dan sebagainya.Pada saat itulah unsure-unsur masing-masing kebudayaan saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut.
C. Manusia
dan kebudayaan
Manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan
Manusia di lahirkan sebagai makhluk
hidup yang paling sempurna, karena manusia di berikan akal, sehingga dengan
akalnya manusia dapat memenuhi segala macam kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup
manusia tidak pernah terhenti, hal ini menuntut manusia untuk terus berfikir
bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan memenuhi kebutuhan hidup inilah
akhirnya melahirkan berbagai cipta dan karya manusia, atau apa yang kita kenal
kebudayaan. Jadi pada dasarnya manusia menciptakan kebudayaan adalah untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, karena itu manusia di sebut sebagai pencipta dan
pengguna kebudayaan, bahkan di sadari atau tidak kadangkala manusia merusak
kebudayaan yang telah di ciptakannya itu.
Hasil cipta dan karya manusia antara
lain melahirkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama membantu mempermudah
manusia serta dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga
kebudayaan memiliki peran sebagai :
1. Suatu hubungan pedoman
antar manusia atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan
perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing
kehidupan dan penghidupan manusia, termasuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Pembeda manusia dan
binatang.
5. Petunjuk-petunjuk
tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berperilaku di dalam pergaulan.
6. Pengaturan agar manusia
dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat menentukan sikapnya jika
berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar
pembangunan.
Dengan demikian, manusia merupakan
makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan.
Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil
ciptaannya. Kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah
lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang
besar bagi manusia dan masyarakat untuk menaklukan berbagai macam kekuatan yang
harus di hadapi manusia dan masyarakat seperti kekuatan alam dan kekuatan lain.
Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spiritual
maupun materil.
Kebudayaan masyarakat tersebut
sebagian besar di penuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu
sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan
yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan
di dalamnya.
Dalam kaitannya untuk memenuhi
segala macam kebutuhan dan tindakan untuk melindungi diri dari lingkungan alam
pada taraf permulaan manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di
dalam batas-batas untuk melindungi dirinya, namun dengan akal pikirannya
manusia terus berusaha. Sehingga semakin hari pemikiran manusia semakin
berkembang dan masyarakat semakin kompleks, kemudian lahirlah taraf
kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya tersebut yaitu teknologi yang
memberikan kemungkinan yang luas untuk memanfaatkan hasil alam bahkan menguasai
alam.
Pengaruh budaya terhadap lingkungan
Budaya yang di kembangkan oleh
manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang.
Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakat yang tampak dari
luar, artin6ya orang asing dapat melihat kekhasan budaya suatu daerah/kelompok.
Dengan menganalisa pengaruh dan akibat budaya dan lingkungan, seseorang dapat
mengetahui suatu lingkungan berbeda dengan lingkungan yang lainya dan tentu
menghasilkan kebudayaan yang berbeda.
Beberapa Variavel yang berhubungan
dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:
a) Physical Environtment,
menunjuk kepada lingkungan natural
b) Cultural Social
Environment, Meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses sosialisasi
c) Environmental
Orientation and Representation, Mengacu kepada persepsi dan kepercayaan
kognitif yang berbeda pada setiap masyarakat mengenai lingkungannya.
d) Enviromental Behavior
and Process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan
sosial
e) Out Carries Product,
meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah, komunitas,dan
sebagainya.
Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam lingkungan tertentu
berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai, dan aspek kehidupan lainnya
yang akan menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainya.
Proses dan perkembangan kebudayaan
Perkembangan kebudayaan terhadap
dinamika kehidupan seseorang bersifat kompleks, dan memilki eksistensi dan
berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial. Seseorang mampu mempengaruhi
kebudayaan dan memberikan peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan.
Kebudayaan yang dimiliki suatu
kelompok tidak akan terhindar dari pengaruh pengaruh kebudayaan
kelompok-kelompok lain dengan adaya kontak-kontak antar kelompok atau melalui
proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu
apabila kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntutan yang
dihadapinya. Pengadopsian tersebut diprngaruhi oleh faktor-faktor fisikal,
seperti iklim, topografi sumber daya alam dan sejenisnya.
Perkembangan zaman juga mendorong
terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang termasuk dalam kebudayaan. Mau
tidak mau kebudayaan yang dianut semua kelompok sosial akan bergeser baik itu
secara lambat maupun cepat yang akanm menimbulkan antara kelompok-kelompok yang
menghendaki perubahan dan yang tidak menghendaki perubahan.
Hal yang terpenting dalam proses
pengembangan suatu kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali
terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut
kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sangat bertolak
belakang dengan perilaku yang dianut didalam kelompok sosialnya. Yang
diperlukan disini adalah kontrol sosial yang ada dimasyarakat, yang menjadi
suatu “cambuk” bagi komunitas yang enganut kebudayaan tersebut. Sehingga mereka
dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.
D. Problematika
kebudayaan bagi kehidupan manusia
1. Hambatan budaya yang berkaitan
dengan pandangan hidup dan siatem kepercayaan.
Misalnya,
keterkaitan orang jawa terhadap tanah yang mereka tempati secara turun
temurundiyakini sebagai pembari berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalkan
kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka
umumnya miskin.
2. Hambatan
budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang, hambatan
ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksana pembangunan. Contohnya
program Keluarga Berencana atau KB semula di tolak masyarakat, mereka
beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
3. Hambatan
budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk
menstransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak
mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa
di tempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup
mereka di tempat yang lama.
4.
Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Masyarakat
daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luas, karena
pengetahuannya serba terbatas, seolah-olah tertutup untuk menerima
program-program pembangunan.
5. Sikap
tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Sikap ini
sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang menganggap
hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki
secara turun temurun.
6. Sikap
Etnosentrisme
Sikap
etnosentrisme adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsanya sendiri dan
menganggap rendah budaya suku lain. Sikap semacam ini akan mudah memicu
timbulnya kasus-kasus sara, yakni pertentangan suku, agama, ras, dan antar
golongan.
7.
Perkembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan, sering kali disalah gunakan oleh
manusia, sebagi contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia
bukan untuk melestarikan suatu generasi, obat-obatan diciptakan untuk kesehatan
tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu
kesehatan manusia.
8. Cultural
Shock atau gagap budaya, apabila manusia tidak bias menyesuaikan atau
beradaptasi dengan budaya lain, sehingga menimbulkan keraguan dan kecanggungan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manusia
hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan
berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya.
Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil
kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan
kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA
- Koentrajaningrat
(Ed), 1975, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta: Jambatan.